Tampilkan postingan dengan label Jejak Kaki Kadal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jejak Kaki Kadal. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 November 2012

Kisah Pemuda Miskin dan Gadis Kaya



Suatu hari ada Pemuda Miskin yang ingin menembak si gadis Gadis itu berkata, "Dengar ya, gaji bulanan Kamu sama dengan pengeluaran harianku..! Haruskah aku pacaran dengan Kamu ? Aku tidak akan pernah mencintai Kamu. Jadi, lupakan diriku dan pacaran dengan orang lain yang setingkat dengan Kamu"

Tapi entah kenapa si Pemuda tidak bisa melupakannya begitu saja

10 tahun kemudian, mereka bertemu disebuah pusat perbelanjaan. Wanita itu berkata, "Hei Kamu!! Apa kabar? Sekarang aku sudah menikah. Apakah kamu tahu berapa gaji suamiku ? Rp.20 juta perbulan! Dapatkah kamu bayangkan ? Dia juga sangat cerdas"

Mata Pemuda itu berlinang air mata mendengar kata-kata wanita itu, Beberapa menit kemudian suami wanita itu datang. Sebelum wanita itu bisa mengatakan sesuatu, suaminya berkata :"Pak...?! Saya terkejut melihat Anda disini. Kenalkan istri saya." Lalu dia berkata kepada istrinya, "Kenalkan Bossku, Boss ku masih lajang lho..

Dia mencintai seorang gadis tapi gadis itu menolaknya. Itu sebabnya dia masih belum menikah. Sial sekali gadis itu. Bukankah sekarang tidak adalagi orang yang mencintai seperti itu??. " Wanita itu merasa terkejut dan malu sehingga tak berani melihat kedalam mata si Pemuda.

"Kadang orang yang kita sakiti dan kita hina jauh akan lebih sukses dari pada yang kita bayangkan. Setelah semua terjadi timbullah sebuah penyesalan dari dirinya. Kadang orang yang di hina akan memakai hinaannya untuk mengapai sebuah kesuksesannya. Bukan harta yang akan membuat kita bahagia †apï bersyukurlah yang membuat kita bahagia !!!

Jumat, 02 November 2012

Berprasangka Baik Atas Segala Takdir Tuhan


"If plan A didn't work.. The alphabet has 25 more letter, so stay cool"

Pernahkah Anda merasa bahwa hidup tak adil hanya karena banyak dari rencana kehidupan yang telah lama disiapkan secara matang ternyata tidak terwujud? pantaskah kita protes kepada Sang Khalik atas 'nasib buruk yang seakan tak henti menimpa kita?

Jika demikian pandangan kita akan ketentuan Tuhan, apakah kita bisa berpikir secara konstruktif setelahnya?

Kawan, manusia hanya bisa berusaha dan merencana.. sementara Tuhan lah yang menentukan apa yang terbaik bagi kita menurut pandangan-Nya. Pasti.. pasti.. dan yakinlah bahwa dibalik kegagalan atas segala rencana kita, Tuhan telah menyiapkan rencana yang jauuuhh lebih baik bagi para hamba-Nya. Seperti sebaris kalimat berbahasa inggris di atas, "If plan A didn't work.. The alphabet has 25 more letter! so stay cool"

Cobalah untuk selalu berusaha berpikir positif dalam segala situasi sulit. Bahkan ketika kita berada dalam titik nadir sekalipun. Selama darah masih mengalir dalam urat nadi kita.. yang namanya harapan itu akan selalu ada. Pasrahkan segala kegagalan hanya ke hadapanNya.. pintalah agar kita diberikan ketetapan hati untuk ikhlas atas segala ketentuan-Nya, kemudian tegaklah berdiri kembali untuk menyusun rencana lain dengan sikap penuh optimis. 

Tuhan tahu yang terbaik untuk hamba-Nya dan sepantasnya kita selalu berhusnudzan atas ketentuan-Nya, sesuai dengan hadist yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: Allah Ta'ala berfirman, 

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ في نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلأٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلأٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ بِشِبْرٍ تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ ذِرَاعًا وَإِنْ تَقَرَّبَ إِلَىَّ ذِرَاعًا تَقَرَّبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ هَرْوَلَةً

"Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan yang lebih baik dan lebih bagus darinya. Jika ia mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku akan mendekat kepada-Nya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Kegagalan hari ini bukan akhir dari segalanya. Tetaplah berprasangka baik kepada TuhanMu, dan kembalilah berusaha mewujudkan impian dengan pemahaman yang jauh lebih baik. :)


Jumat, 09 Desember 2011

Black Black Heart




.......
Black black heart why would you offer more
Why would you make it easier on me to satisfy
I'm on fire I'm rotting to the core
I'm eating all your kings and queens
All your sex and your diamonds

Kamis, 08 Desember 2011

My Desember


Penghujung tahun.. Penghujung tahun..
Mengira diri meratapi tepi..
Menanti waktu yang tak pernah kembali..

Siapa yang merenggut, Siapa yang terenggut..
Terpekur sunyi di sudut hati..

Minggu, 20 November 2011

What's Going On


A year ago, I wrote these lyric into my Facebook wall
This lyric was taken from song "What's Going On" by 4 Non Blondes

I felt my situation at the time in every song
When I  was in difficult situation,,
Felt frustrated, confused and depressed..
== ^^ ==

Selasa, 15 November 2011

Science Without Religion is Lame, Religion Without Science is Blind


"Science without religion is lame, religion without science is blind.” 
(Ilmu Tanpa Agama adalah Lumpuh, Agama Tanpa Ilmu adalah Buta). 

Inilah yang Albert Einstein tulis dalam suratnya kepada filsuf Eric Gutkind, sebagai responnya setelah menerima buku “Choose Life: The Biblical Call to Revolt”. Surat itu ditulis pada 3 Januari 1954, di Jerman, dan menjelaskan keyakinan pribadi Einstein tentang agama dan orang-orang Yahudi.

Einstein memang Atheist, sekalipun dia tidak terlalu suka disebut sebagai seorang Atheist. Religion bagi scientist menurut Einstein adalah  keyakinannya untuk bergelut dalam hidupnya mencari pengertian dan  kebenaran  dari fenomena yang ada di alam ini.  Kekaguman yang luar biasa terhadap harmoni alam dan hukum alam, liberated himself from his selfish desire and cling to their superpersonal value.  Ini semua adalah religious feeling dari seorang scientist. Dia juga menyebutnya sebagai cosmic religion.  Dalam religion ini no dogmas, no Personal God, no Church.

Senin, 14 November 2011

Baguslah Kalo Diremehkan


Pernahkah kawan merasa diremehkan?
Dianggap 'kecil' tanpa guna?

Gw sering, dari dulu.. dan mungkin sampai sekarang ini.

Cerita lalu,
Gw dianggap gak bisa melakukan segala sesuatu dengan benar (menurut pandangan mereka)
Dianggap salah, ketika gw coba pertahanin suatu keyakinan gw.
Atau dianggap melakukan suatu tindakan bodoh di luar jalur pemikiran mereka.

Tiap kata, sikap maupun cibiran mereka pelan" tenggelam dengan sendirinya
Kepongahan mereka karam, ketika satu persatu hal yang mereka remehkan dapat dibuktikan.
dan kemudian, mereka sibuk menelan ludah mereka sendiri.

Kalo hari ini kembali diri ini merasa diremehkan,
Baguslah !!

Semakin diremehkan, semakin pula kalian membakar potensi gw tuk buktikan
Seribu kesulitan, tantangan ataupun kemustahilan ndak bakal bikin nyali gw ciut
toh pada nantinya, dahi" kalian sendiri yang mengerut !

Maksudnya Apa?

Wew.. konfirmasi kek kalo mo bepergian..
Kalo kayak gini caranya, sama aja g nganggep gw

Inikah harga yang pantas untuk sebuah loyalitas?
Tanya Kenapa !

Senin, 07 November 2011

Firaun Dalam Diri Kita


Ingatkah kawan, kisah tentang Firaun yang dahulu pernah mengaku sebagai Tuhan? Kekuasaan menjadikan dirinya merasa mampu menentukan hidup atau matinya seseorang, bisa mengangkat derajat seseorang ke tingkat tertinggi di mata masyarakat atau bahkan sebaliknya, merasa mampu membuat seorang terhormat menjadi ternista jika memang diinginkannya.


Bukahkan dia mengalami akhir hayat yang tragis? Dia bersama balatentaranya digulung lautan saat mengejar nabi Musa a.s beserta rombongannya. Kesombongannya karam ketika melihat kematian hanya berjarak 5 cm dari penglihatannya. Dia yang dahulu pernah mengaku berkuasa atas kehidupan orang lain ternyata tak memiliki kuasa apapun untuk melawan kematiannya sendiri. Bahkan sekedar untuk mengundurnya selama 5 detik.

Allah S.W.T mengabadikan kisahnya dalam Al- Qur'an Surat Yunus ayat 90-92. Melalui kehendak-Nya, jasad Firaun sampai sekarang tetap ada agar menjadi pelajaran bagi kaum setelahnya sampai akhir zaman nanti. Allah yang Maha Menyayangi para makhluk-Nya, memberi petunjuk betapa kita sebagai manusia sering lengah atas tanda-tanda kekuasaan yang Dia berikan.

"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: "Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)". Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.

Ingatkah pula kisah sahabat" nabi Muhammad S.A.W yang pernah meraih kegemilangan pada masanya? Anda tentu tahu siapa orang yang pertama kali mendapatkan kehormatan untuk mengumandangkan Adzan? Apakah Anda mengira beliau berasal dari keturunan orang kaya nan terhormat di kaumnya? Tidak ! 

Tetapi setiap menerima pujian yang ditujukan kepada dirinya, maka laki-laki yang berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis — sebagai dilukiskan oleh ahli-ahli riwayat — akan menundukkan kepala dan memejamkan mata, serta dengan air mata mengalir mem­basahi pipinya, akan berkata:  

“Saya ini hanyalah seorang Habsyi, dan kemarin saya seorang budak belian!”

Subhanallah.. elok nian perangai Bilal bin Rabah r.a (Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada beliau dan sahabat" Rasulullah SAW lainnya)

Kawan, disaat kita merasa 'lebih' daripada orang lain.. disaat itu pula kita tengah lengah. Pandangan kita mungkin sepakat bahwa diri kita lebih baik dalam hal kemampuan, kuasa ataupun materi.  Atau hanya karena sumbangsih yang Anda berikan terhadap sesuatu membuat Anda merasa layak diistimewakan? Merasa lebih jumawa? Saat itu pula Anda tengah memelihara Firaun dalam dada Anda sendiri !

Dalam riwayat Abu Dawud dari Abu Hurairah, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

«قال الله تعالى : الكبْرِياءُ ردائي ، والعظمة إزاري ، فمن نازعني واحدا منهما قذَفْتُهُ في النار»

“Allah Ta’ala berfirman: “Kesombongan adalah selendangKu, dan keagungan adalah sarungKu, barangsiapa menyertaiKu dengan salah satunya maka Aku lemparkan ia ke dalam Neraka.” 
(Abu Dawud, dishahihlan Albani)

Tentunya Anda tidak berniat 'menyaingi' Tuhan bukan? Bahkan ancaman nyata telah disampaikan bagi mereka, para pemeliharan Firaun di dadanya;

Allah Ta’ala berfirman:

{ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ }

“Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina”. (Ghafir: 60)

{ فَادْخُلُوا أَبْوَابَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا فَلَبِئْسَ مَثْوَى الْمُتَكَبِّرِينَ }
“Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahannam, kamu kekal di dalamnya. Maka Amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu.” (An Nahl: 29)

Siapapun Anda, Bagaimanapun kemampuan Anda dan sehebat apapun Anda, marilah kita mentafakuri sejenak tulisan ini. :)

Kamis, 11 Agustus 2011

Virus Komputer Rayakan 40 Tahun Eksistensinya


Tahukah Anda jika virus komputer ternyata sudah lama hadir. Menurut catatan perusahaan keamanan Trend Micro, tepat bulan Juli 2011, program jahat memasuki perayaan 40 tahun keberhasilannya dalam hal menimbulkan rasa was-was bagi para pengguna komputer.

Virus komputer pertama tercatat atas nama The Creeper Worm. Ini merupakan program replikasi diri eksperimental yang ditulis pada tahun 1971.

Istilah 'virus komputer' sendiri pertama kali digunakan pada tahun 1984 untuk menggambarkan sebuah program yang dapat menginfeksi program lain dengan memodifikasi mereka untuk menyertakan salinan yang kemudian berevolusi.

Selain itu, pola serangan dari virus telah berubah seiring waktu. Pada akhir 1990-an, dua virus terkenal 'Melissa' dan 'I Love You', menyebar dengan cepat di internet dan menyebabkan kerugian jutaan dolar berupa kerusakan komputer di seluruh dunia.

Rabu, 10 Agustus 2011

Information on the Code Red Virus

The Code Red worm was first discovered and researched by eEye Digital Security employees, Marc Maiffret and Ryan Permeh. The worm was named the .ida "Code Red" worm because Code Red Mountain Dew was what they were drinking at the time, and because of the phrase "Hacked by Chinese!" with which the worm defaced websites.

Although the worm had been released on July 13, the largest group of infected computers was seen on July 19, 2001. On this day, the number of infected hosts reached 359,000.

Code Red has defacing many Web sites with the message "Hacked By Chinese," experts said. Despite the message, the origin of the virus is unknown.

The ultimate goal of the virus, known as a "worm," is to gather strength by infecting more computers and then have them all attack a numerical Internet address that represents the White House Web site. The assault, which was set to go off Thursday at 8 p.m. EDT, is a denial of service attack, designed to hamper or shut down a computer system by flooding it with huge amounts of data.

Kamis, 04 Agustus 2011

10 Tips to Avoid Getting Adware


Adware, malware, spyware and viruses can bring your system to its knees. They are detrimental, lowering the performance of your computer. You might need to replace data. You might lose unique files. Keep the nasties away from your computer using these ten simple tips.

1. Use Firefox,
Internet Explorer is the most popular browser on the market, controlling over 50% of the market share. The virus and adware creators specifically look for exploitable vulnerabilities within IE because they know that they will receive the best return on investment. Your switch to Firefox prevents some adware from infecting your machine.

Jumat, 17 Juni 2011

Kisah Sahabat Nabi : Bilal bin Rabah

Bilal bin Rabah r.a
Muadzin Rasulullah saw.. Lambang Persamaan Derajat Manusia


Bila disebut nama Abu Bakar, maka Umar akan berkata: “Abu Bakar adalah pemimpin kita, yang telah memerdekakan pemimpin kita”. Maksudnya ialah Bilal ….

Seorang yang diberi gelar oleh Umar “pemimpin kita”, tentulah suatu pribadi besar yang layak memperoleh kehormatan seperti itu! Tetapi setiap menerima pujian yang ditujukan kepada dirinya, maka laki-laki yang berkulit hitam, kurus kerempeng, tinggi jangkung, berambut lebat dan bercambang tipis — sebagai dilukiskan oleh ahli-ahli riwayat — akan menundukkan kepala dan memejamkan mata, serta dengan air mata mengalir mem­basahi pipinya, akan berkata:  
“Saya ini hanyalah seorang Habsyi, dan kemarin saya seorang budak belian!”
Nah, siapakah kiranya orang Habsyi yang kemarin masih jadi budak belian ini … ? Itulah dia Bilal. bin Rabah, muaddzin Islam dan penggoncang berhala yang dipuja Quraisy sebagai tuhan! la merupakan salah satu keajaiban iman dan kebenaran! Salah satu mujizat Islam yang maka besar!

Dari tiap sepuluh orang, semenjak munculnya Agama itu sampai sekarang, bahkan sampai kapan saja dikehendaki Allah, kita akan menemukan sedikitnya tujuh orang yang kenal terhadap Bilal. Artinya dalam lintasan kurun dan generasi, terdapat jutaan manusia yang mengenal Bilal; hafal akan namanya dan tahu riwayatnya secara lengkap, sebagaimana mereka kenal akan dua Khalifah terbesar dalam Islam (Abu Bakar dan Umar).

Anda akan dapat menanyakan kepada setiap anak yang masih merangkak pada tahun-tahun pelajaran dasarnya; baik di Mesir, Pakistan, Indonesia atau Cina . . . di Amerika Utara, Amerika Selatan, Eropa dan Asia … di Irak, Syria, Turki, Iran dan Sudan . . . di Tunisia, Aljazair, dan Maroko … pendeknya di seluruh permukaan bumi yang didiami oleh Kaum Muslimin …. anda akan dapat menanyakan kepada setiap remaja Islam: “Siapakah Bilal itu, wahai buyung?” Tentulah akan keluar jawabannya yang lancar: “Ia adalah muaddzin Rasul. Asalnya seorang budak, yang disiksa oleh tuannya dengan batu panas, agar ia meninggalkan Islam, tetapi jawabnya:  
“... Ahad … Ahad .. Allah Yang Maha Tunggal … Allah Yang Maha Tunggal ! “
Dan setelah anda lihat keabadian yang telah dianugerahkan Islam kepada Bilal . . . , bahwa sebelum Islam, Bilal ini tidak lebih dari seorang budak belian; yang menggembalakan unta milik tuannya dengan imbalan dua genggam kurma! Tanpa Islam, pastilah ia takkan luput dari kenistaan perbudakan — sampai maut datang merenggutnya — setelah itu orang melupakannya….

Tetapi kebenaran iman dan keagungan Agama yang diyakini-nya telah meluangkan baginya dalam kehidupan dan riwayat hidup, suatu kedudukan tinggi pada deretan tokoh-tokoh Islam dan orang-orang sucinya . . .! Banyak di antara orang-orang terkemuka — golongan berpengaruh dan mempunyai harta —yang tidak berhasil mendapatkan agak sepersepuluh dari ke­haruman nama yang diperoleh Bilal si Budak Habsyi ini . . . ! ‘Bahkan tidak sedikit tokoh-tokoh sejarah yang tidak mencapai separoh kemasyhuran yang dicapai oleh Bilal!

Kehitaman warna kulit; kerendahan kasta dan bangsa, serta kehinaan dirinya di antara manusia selama itu sebagai budak belian, sekali-kali tidaklah menutup pintu baginya untuk me­nempati kedudukan tinggi yang dirintis oleh kebenaran, ke­yakinan, kesucian dan kesungguhannya setelah ia memasuki Agama Islam.

Semua itu adalah karena dalam neraca penilaian dan peng­hormatan yang diberikan kepadanya, tak ada perhitungan lain kecuali kekaguman; yakni ketika dijumpai kebesaran yang tidak terduga. Orang menyangka bahwa seorang hamba seperti Bilal, biasanya asal-usulnya tidak menentu; tidak berdaya dan tidak mempunyai keluarga, serta tidak memiliki suatu hak pun dari hidupnya. Dirinya adalah milik tuannya yang telah membeli dengan hartanya, dan kerjanya berada di tengah hewan ternak, pulang balik di antara unta dan domba tuannya. Menurut dugaan mereka, makhluq seperti ini takkan mampu melakukan sesuatu, atau menjadi sesuatu yang berarti!

Kiranya ia berbeda dengan spa yang disangka dan diper-kirakan itu. Karena ia mampu mencapai derajat keimanan yang tidak mungkin dicapai oleh lainnya …. lalu menjadi muaddzin pertama bagi Rasulullah dan Islam; suatu aural yang menjadi inceran bagi setiap pemimpin dan pembesar Quraisy yang telah masuk Islam dan menjadi pengikut Rasul.

Benar . . . , Bilal bin Rabah !

Corak kepahlawanan apakah, dan bentuk kebesaran manakah yang ditonjolkan oleh ketiga kata-kata ini, “Bilal bin Rabah .. .?” Ia seorang Habsyi dari golongan orang berkulit hitam. Taqdir telah membawa nasibnya menjadi budak dari Bani Jumah di kota Mekah, karena ibunya salah seorang hamba sahaya mereka.

Kehidupannya tidak berbeda dengan budak biasa. Hari-­harinya berlalu secara rutin tapi gersang, tidak memiliki sesuatu pada hari itu, tidak pula menaruh harapan pada hari esok. Dan berita-berita mengenai Muhammad saw. telah mulai sampai ke telinganya, yakni ketika orang-orang di Mekah menyampaikan-nya dari mulut ke mulut. Juga ketika mendengar obrolan majikannya bersama tetamunya; terutama majikannya Umayah bin khdaf, salah seorang pemuka Bani Jumah, yaitu kabilah yang menjadi majikan yang dipertuan oleh Bilal.

Lamalah sudah didengarnya Umayah ketika membicarakan Rasulullah, baik dengan kawan-kawannya maupun sesama warga sukunya; mengeluarkan kata-kata berbisa; penuh dengan rasa amarah, tuduhan dan kebencian. Di antara apa yang dapat ditangkap oleh Bilal dari ucapan kemarahan yang tidak berujung ­pangkal itu, ialah sifat-sifat yang melukiskan Agama baru bagi­nya. Dan menurut hematnya, sifat-sifat itu merupakan hal-hal baru dipandang dari sudut lingkungan di mana ia tinggal. Sebagai­mana juga di antara ucapan-ucapan yang keras penuh ancaman itu, tapi pula kedengaran olehnya pengakuan mereka akan kemuliaan Muhammad saw., tentang kejujuran dan keterper­cayaannya …

Benar, didengarnya mereka ta’jub dan keheranan terhadap ajaran yang dibawa oleh Muhammad saw.! Sebagian mereka mengatakan kepada yang lain: “Tidak pernah Muhammad saw. berdusta atau menjadi tukang sihir . . . tidak pula sinting atau berubah akal . . . , walau kita terpaksa menuduhnya demikian, demi untuk membendung orang-orang yang berlomba-lomba memasuki Agamanya!”

Didengarnya mereka mempercakapkan kesetiaannya menjaga amanat . . . , tentang kejujuran dan ketulusannya – . . , tentang akhlaq dan kepribadiannya …. Didengarnya pula mereka ber­bisik-bisik mengenai sebab yang mendorong mereka menentang dan memusuhinya, yaitu: pertama kesetiaan mereka terhadap kepercayaan yang diwariskan nenek moyangnya; dan kedua kekhawatiran merosotnya kemuliaan Quraisy, kemuliaan yang mereka peroleh sebagai imbalan kedudukan mereka menjadi markas keagamaan, sebagai pusat ibadat dan upacara haji di serata jazirah Arab . . . , kemudian kedengkian terhadap Bani Hasyim, kenapa munculnya Nabi dan Rasul itu dari golongan ini dan bukan dari fihak mereka ..

Pada suatu hari, Bilal bin Rabah melihat Nur Ilahi dan mendengar imbauannya dalam lubuk hatinya yang suci murni. Maka ia mendapatkan Rasulullah saw. dan menyatakan keislam­annya. Dan tidak lama antaranya, berita rahasia keislaman Bilal terungkaplah …. dan beredar di antara kepala tuan-tuan­nya dari Bani Jumah, yakni kepala-kepala yang selama ini ditiup oleh kesombongan dan ditindih oleh kecongkakan . . . ! Maka setan-setan di muka bumi tampillah bermunculan dan bersarang dalam dada Umayah bin Khalaf, yang menganggap keislaman seorang hambanya sebagai tamparan pahit yang menghina dan menjatuhkan kehormatan mereka semua ….

Apa . . . ? Budak mereka orang Habsyi itu masuk Islam dan menjadi pengikut Muhammad . . . ? Walaupun demikian, tidak apa! kata Umayah dalam hatinya. “Matahari yang terbit hari ini takkan tenggelam dengan Islamnya budak durhaka itu … ! ” Memang, bukan saja sang surya itu tidak tenggelam dengan Islamnya Bilal, tetapi pada suatu hari kelak matahari akan tenggelam dengan membawa semua patung-patung dan pembela ­pembela berhala itu … !

Mengenai Bilal, tidak saja ia beroleh kedudukan yang me­rupakan kehormatan bagi Agama Islam semata — walau Islam memang lebih berhak untuk itu — tetapi juga merupakan ke­hormatan bagi perikemanusiaan umumnya … ! la telah menjadi sasaran berbagai macam siksaan sebagai dialami oleh tokoh-tokoh utama lainnya.

Seolah-olah Allah telah menjadikannya sebagai tamsil per­bandingan bagi ummat manusia, bahwa hitamnya warna kulit dan perbudakan, sekali-kali tidak menjadi penghalang untuk mencapai kebesaran jiwa, asal saja ia beriman dan taat kepada Tuhannya serta memegang teguh haq-haqnya ….

Bilal telah memberikan pelajaran kepada orang-orang yang semasa dengannya, juga bagi orang-orang di segala masa; bagi orang-orang yang seagama dengannya, bahkan bagi pengikut­ pengikut agama lain; suatu pelajaran berharga yang menjelaskan bahwa kemerdekaan jiwa dan kebebasan nurani, tak dapat dibeli dengan emas separuh bumi, atau dengan siksaan bagaimanapun dahsyatnya … !

Dalam keadaan telanjang ia dibaringkan di atas bara, dengan tujuan agar ia meninggalkan Agamanya atau mencabut pengakuannya, tetapi ia menolak ….

Maka budak Habsyi yang lemah tidak berdaya ini telah dijadikan oleh Rasulullah saw. dan Agama Islam sebagai guru bagi seluruh kemanusiaan dalam soal menghormati hati nurani dan mempertahankan kebebasan serta kemerdekaannya.

Pada suatu ketika, di tengah hari bulat; waktu padang pasir berganti rupa menjadi neraka jahannam, mereka membawanya ke luar, lalu melemparkannya ke pasir yang bagai menyala dalam keadaan telanjang, kemudian beberapa orang laki-laki meng­angkat batu besar panas laksana bara, dan menjatuhkannya ke atas tubuh dan dadanya ….

Siksaan kejam dan biadab ini mereka ulangi setiap hari, hingga karena dahsyatnya lunaklah hati beberapa orang di antara algojo-algojo yang menaruh kasihan kepadanya. Mereka berjanji dan bersedia melepaskannya asal saja ia mau menyebut nama tuhan-tuhan mereka secara baik-baik walau dengan sepatah kata sekalipun — tak usah lebih — yang akan menjaga nama baik mereka di mata umum, hingga tidak menjadi buah pembicaraan bagi orang-orang Quraisy bahwa mereka telah mengalah dan bertekuk lutut kepada seorang budak yang gigih dan keras kepala.

Tetapi, walau sepatah kata pun yang dapat diucapkan bukan dari lubuk hatinya, dan yang dapat menebus nyawa dan hidup­nya tanpa kehilangan iman dan melepas keyakinannya, Bilal tak hendak mengucapkannya … !

Memang, ditolaknya mengucapkan hal itu, dan sebagai gantinya diulang-ulanglah senandungnya yang abadi: “Ahad … ! Ahad . . .! Allah Yang Maha Tunggal . . . ! Allah Yang Maha Tunggal . . .!” Pendera-pendera itu pun berteriak, bahkan seakan­-akan hendak memohon kepadanya: “Sebutlah Lata dan ‘Uzza!” Tetapi jawabannya tidak berubah dari: “Ahad … ! Ahad … ! ” “Sebutlah apa yang kami sebut!”, pinta mereka pula. Tetapi dengan ejekan pahit dan penghinaan yang mena’jubkan ia men­jawab: “lidahku tak dapat mengucapkannya … ! “

Tinggallah Bilal dalam deraan panas dan tindihan batu, hingga ketika hari petang mereka tegakkan badannya dan ikat­kan tali pada lehernya, lalu mereka suruh anak-anak untuk meng­araknya keliling bukit-bukit dan jalan-jalan kota Mekah, semen­tara Bilal tiada lekang kedua bibirnya melagukan senandung sucinya: “Ahad. . .! Ahad. . .!”

Berat dugaan kita, bahwa bila malam telah tiba, orang-orang itu akan menawarkan padanya: “Esok, ucapkanlah kata-kata yang baik terhadap tuhan-tuhan kami, sebutlah: tuhanku Lata dan ‘Uzza . . . , nanti kami lepaskan dan biarkan kamu sesuka hatimu! Telah letih kami menyiksamu, seolah-olah kami sendirilah yang disiksa!” Tetapi pastilah Bilal akan menggeleng­kan kepalanya dan hanya menyebut: “Ahad … ! Ahad . ! “

Karena tak dapat menahan gusar dan amarah murkanya, Umayah meninju sambil berseru: “Kesialan apa yang menimpa kami disebabkanmu, hai budak celaka?! Demi tuhan Lata dan ‘Uzza, akan kujadikan kau sebagai contoh bagi bangsa budak dan majikan-majikan mereka!” Dengan keyakinan seorang Mu’min dan kebesaran seorang suci, Bilal menyahut: “Ahad … Ahad…

Orang-orang yang diserahi tugas berpura-pura menaruh kasih­an kepadanya, kembali membujuk dan mengajukan tawaran, katanya kepada Umayah: “Biarkanlah ia wahai Umayah! Demi Lata dan ‘Uzza! Mulai saat ini ia takkan disiksa lagi! Bilal ini anak buah kami, bukankah ibunya sahaya kami . . .? Nah, ia takkan rela bila dengan keislamannya itu nama kami menjadi ejekan dan cemoohan bangsa Quraisy . . .!”

Bilal membelalakkan matanya menentang para penipu dan pengatur muslihat licik itu, tetapi tiba-tiba ketegangan itu men­jadi kendur dengan tersunggingnya sebuah senyuman bagai cahaya fajar dari mulutnya. Dan dengan ketenangan yang dapat menggoncangkan dan mengarubirukan mereka, katanya: “Ahad…! Ahad       . ! “

Waktu pagi hampir berlalu, waktu dhuhur dekat menjelang, dan Bilal pun dibawa orang ke padang pasir, tetapi tetap shabar dan tabah, tenang tak tergoyah. Sementara mereka menyiksanya, tiba-tiba datanglah Abu Bakar Shiddiq, serunya: “Apakah kalian akan membunuh seorang laki-laki karena mengatakan bahwa Tuhanku ialah Allah?!” Kemudian katanya kepada Umayah bin Khalaf: “Terimalah ini untuk tebusannya, lebih tinggi dari harganya, dan bebaskan ia … ! “

Bagai orang yang hampir tenggelam, tiba-tiba diselamatkan oleh sampan penolong, demikianlah halnya Umayah saat itu; hatinya lega dan merasa amat beruntung demi didengarnya Abu Bakar hendak menebus budaknya. la telah berputus asa akan dapat menundukkan Bilal. Apalagi mereka adalah orang-orang saudagar, dengan dijualnya Bilal mereka melihat keuntungan yang tidak akan diperoleh dengan jalan membunuhnya.

Dijualnyalah Bilal kepada Abu Bakar yang segera mem­bebaskannya, dan dengan demikian Bilal pun tampillah meng­ambil tempatnya dalam lingkungan orang-orang merdeka . . . . Dan ketika as-Shiddiq mengepit Bilal membawanya ke alam bebas, berkatalah Umayah: “Bawalah ia! Demi Lata dan ‘Uzza, seandainya harga tebusannya tak lebih dari satu ugia, pastilah ia akan kulepas juga!”

Abu Bakar ‘arif akan keputusasaan dan pahitnya kegagalan yang tersirat dalam ucapan itu, hingga lebih baik tidak di­layaninya.

Tetapi karena ini menyangkut kehormatan seorang laki-laki yang sekarang telah menjadi saudara yang tak berbeda dengan dirinya, maka jawabnya kepada Umayah: “Demi Allah, andainya kalian tak hendak menjualnya kecuali seratus ugia, pastilah akan kubayar juga!”

Kemudian pergilah Abu Bakar bersama shahabatnya itu kepada Rasulullah saw. dan menyampaikan berita gembira tentang kebebasannya, maka saat itu pun tak ubah bagai hari rays besar juga … !

Dan setelah Rasulullah saw. bersama Kaum Muslimin hijrah dan menetap di Madinah, beliau pun mensyari’atkan adzan untuk melakukan shalat. Maka siapakah kiranya yang akan men­jadi muaddzin untuk shalat itu sebanyak lima kali dalam sehari semalam . . . yang suara takbir dan tahlilnya akan berkumandang ke seluruh pelosok … ? Ialah Bilal . . . , yang telah menyerukan: “Ahad . . . ! Ahad . . . ! Allah Maha Tunggal . . . ! Allah Maha Tunggal . . .!” semenjak 13 tahun yang lalu, sementara siksaan membantai dan menyelai tubuhnya.

Pada hari itu pilihan Rasulullah jatuh atas dirinya sebagai muaddzin pertama dalam Islam. Dan dengan suaranya yang merdu dan empuk diisinya hati dengan keimanan dan telinga dengan keharuan, sementara seruannya menggemakan:
“Allahu Akbar. . . Allahu Akbar Allahu Akbar … Allahu Akbar Asyhadu allailaha illallah

Asyhadu allailaha illallah

Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah Hayya ‘alas shalah

Hayya ‘alas shalah

Hayya ‘alal falah

Hayya alai falah

Allahu Akbar.. . Allahu Akbar La ilaha illallah. . . “.
Antara Kaum Muslimin dan tentara Quraisy yang datang menyerang Madinah terjadi peperangan . . . . Pertempuran berkecamuk dengan amat sengit dan dahsyat . . . , sementara Bilal maju dan menerjang dalam perang pertama yang diterjuni Islam itu, yaitu Bakar . . . , yang sebagai semboyannya dititahkan oleh Rasulullah menggunakan ucapan: “Ahad … ! Ahad … ! “

Dalam peperangan ini Quraisy mengerahkan tenaga intinya,  dan pemuka-pemukanya terjun untuk akhirnya menemui tempat pembantaian mereka . . .! Pada mulanya Umayah bin Khalaf, yaitu bekas majikan Bilal yang telah menyiksanya secara kejam dan biadab, tak hendak ikut dalam peperangan itu. Tetapi demi mendengar keengganan dan sifat pengecutnya itu, maka salah seorang di antara kawannya yang bernama ‘Uqbah bin Abi With mendatanginya sambil di tangan kanannya membawa sebuah mijmar — pedupaan yang dipergunakan wanita untuk mengasapi tubuhnya dengan kayu wangi —.

Setelah sampai dan ia berhadapan muka dengan Umayah Yang ketika itu sedang duduk di tengah-tengah anak buahnya, ditaruhlah pedupaan itu di hadapannya seraya berkata: “Hai Abu Ali! Terimalah dan pergunakanlah pedupaan ini. Karena kamu tak lebih dari seorang wanita!”

“Keparat! apa yang kau bawa ini?, teriak Umayah dengan seramnya. Tetapi tak dapat mengelak terpaksa akhirnya ia turut dalam peperangan itu bersama kawan-kawannya ….

Amboi, rahasia taqdir apakah kiranya yang tersembunyi di balik peristiwa ini . . .? Uqbah bin Mu’ith adalah seorang yang paling gigih mendorong Umayah untuk melakukan siksaan terhadap Bilal dan orang-orang tak berdaya lainnya dari Kaum Muslimin  Dan sekarang, ia pulalah yang mendesaknya
supaya ikut dalam Perang Badar, tempat ia akan menemui ajalnya . . .! Tetapi juga tempat tewasnya ‘Uqbah itu sendiri tanpa kecuali …

Mulanya Umayah keberatan dan enggan untuk ikut dalam peperangan . . . , dan kalau bukanlah karena desakan Uqbah dengan cara sebagai kita ketahui itu, tidaklah ia hendak meng­ambil bagian di dalamnya …

Tetapi rencana Allah pasti berlaku!

Umayah harus ikut. Ada piutang lama antara dirinya dengan salah seorang hamba Allah yang datang saatnya untuk diselesai­kan. Allah tak pernah mati, dan sebagaimana kalian memper­lakukan orang demikianlah pula kalian diperlakukan orang!

Dan taqdir ini gemar sekali mempermainkan orang sombong dan aniaya! Uqbah yang kata-katanya didengar oleh Umayah dan kemauannya untuk menyiksa orang-orang Mu’min yang tak berdosa diturutnya, justeru yang menyeretnya ke liang kubur … !

Kemudian di tangan siapakah Di tangan Bilal. . . , tidak lain di tangan Bilal sendiri! Tangan yang oleh Umayah dulu diikat dengan rantai, sedang pemiliknya didera dan disiksa.

Maka tangan inilah pula pada hari itu — ya’ni di waktu perang Badar — suatu saat yang tepat dan diatur oleh taqdir, yang telah menyelesaikan utang-piutang dan membuat per­hitungan dengan algojo-algojo Quraisy yang telah menimpakan penghinaan dan kedhaliman terhadap orang-orang Mu’min … ! Peristiwa ini terjadi secara sempurna, tanpa ditambah atau di­bumbui … !

Ketika pertempuran di antara dua pihak telah mulai, dan barisan Kaum Muslimin maju bergerak dengan semboyannya: “Ahad . ..! Ahad … !’,’maka jantung Umayah pun bagai tercabut dari urat akarnya dan rasa takut mengancam dirinya. . . Kalimat yang kemarin diulang-ulang oleh hambanya di bawah tekanan siksa dan dera, sekarang telah menjadi semboyan dari suatu Agama secara utuh, dan dari suatu ummat yang baru secara keseluruhan . . . ! “Ah ad ! Ahad . . .!” Demikianlah dan dengan kecepatan seperti ini . . . , serta pertumbuhan yang demikian besar … ?

Pertempuran telah berkecamuk dan pedang bertemu pedang

Ketika perang telah hampir usai, kelihatanlah oleh Umayah, abdurrahman bin ‘Auf, seorang shahabat Rasulullah saw. Maka segera ia melindungkan diri kepadanya, dan meminta untuk menjadi tawanannya; dengan harapan akan dapat menyelamatkan nyawanya ….

Permintaan itu dikabulkan oleh Abdurrahman yang bersedia melindunginya, dan di tengah-tengah hiruk-pikuknya perang dibawanyalah Umayah ke tempat orang-orang tawanan. Di tengah jalan ia kelihatan oleh Bilal, yang segera berseru: “Ini dia .. . gembong kekafiran, Umayah bin Khalaf! Biar aku mati daripada orang ini selamat … ! “

Sambil menyatakan itu diangkatlah pedangnya hendak memenggal kepala yang selama ini menjadi besar disebabkan kecongkakan dan kesombongan. “Hai Bilal, ia tawananku! ” seru Abdurrahman. “Tawanan – . . ? ” ujar bilal, ‘padahal pertempuran masih berkobar dan roda

peperangan masih berputar . . . ? ” la diterima sebagai tawanan . . . , padahal belum lama berselang senjatanya terhunjam di tubuh Kaum Muslimin yang sampai sekarang masih meneteskan darahnya … ? Tidak . . .! bagi Bilal itu artinya berolok-olok dan penindasan. Dan cukuplah selama ini Umayah berolok-olok dan melakukan penindasan. la telah menindas demikian rupa, hingga hari ini tak ada lagi kesempatan tersisa, dalam keadaan segawat ini . . . dalam akibat yang me­nentukan ini!

orang kafir, Umayah bin Khalaf … ! Biar aku mati daripada dia lolos … ! “

Berdatanganlah serombongan Kaum Muslimin dengan pedang penyebar maut di tangan mereka dan mengepung Umayah ber­sama puteranya — yang berperang di pihak Quraisy — sementara Abdurrahman bin Auf tak dapat berbuat apa pun, bahkan juga tidak dapat melindungi bajunya yang telah terkoyak-koyak oleh desakan orang banyak.

Bilal memandangi tubuh Umayah yang telah rubuh oleh tebasan pedang-pedang itu dengan lama sekali, kemudian ia bergegas meninggalkan tempat itu, sementara suaranya yang nyaring mengumandangkan: “Ahad … ! Ahad

Menurut hemat saya, bukanlah haq kita untuk membahas keutamaan toleransi dari pihak Bilal dalam suasana seperti itu …. Tetapi seandainya pertemuan antara Bilal dengan Uma­yah terjadi pada suasana lain, maka bolehlah kita meminta kepadanya agar memberi ma’af, yang tak mungkin ditolak oleh orang yang seperti Bilal keimanan dan ketaqwaannya.

Hanya sebagai kita ketahui, mereka bertemu di medan laga, masing-masing pihak mendatanginya dengan tujuan untuk menghancurkan pihak. lawannya . . . . Pedang dan tombak her­kelebatan … para korban berguguran – – – , dan maut merajalela berseliweran . . .! Tiba-tiba pada saat seperti itu Bilal melihat Umayah, yang tak sejengkal pun dari tubuhnya luput dari bekas kekejaman dan adzab siksa Umayah!

Lalu di manakah dan betapa tampak olehnya … ? Dilihatnya dalam kancah pertempuran; memenggal kepala Kaum Muslimin yang ditemui Umayah, dan seandainya ia beroleh kesempatan untuk memenggal kepala Bilal pada saat itu, tentulah tidak akan disia-siakannya! Nah, dalam keadaan seperti demikianlah kedua laki-laki itu berhadapan muka! Maka tidaklah adil me­nurut logika, bila kita bertanya kepada Bilal, kenapa ia tak hendak memberi ma’af dengan sebaik-baiknya . . .!

Hari-hari berlalu . . . dan Mekah dibebaskan . . . . Dengan mengepalai sepuluh ribu Kaum Muslimin, Rasulullah memasuki kota itu, bersyukur dan mengucapkan takbir. Beliau langsung menuju Ka’bah yang telah dipadati berhala oleh Quraisy dengan jumlah bilangan hari dalam setahun, ialah tidak kurang dari 360 buah berhala. Yang benar telah datang, hancur luluhlah kebathilan ….

Mulai hari itu tak ada lagi Lata, ‘Uzza … atau. Hubal

, dan semenjak itu manusia tidak lagi menundukkan kepala­nya kepada batu atau berhala – . . , dan tak ada lagi yang mereka puja sepenuh hati kecuali Allah yang tak ada tara atau banding­an-Nya; Tuhan yang Maha Tunggal lagi Esa, Maha Tinggi dan Maha Besar ….

Rasulullah memasuki Ka’bah dengan membawa Bilal sebagai teman . . .! Baru saja masuk, beliau telah berhadapan dengan sebuah patung pahatan, menggambarkan Ibrahim ‘alaihissalam sedang berjudi dengan menggunakan anak panah. Rasulullah amat murka, sabdanya:

“Semoga mereka dihancurkan Allah! Tak pernah nenek moyang kita melakukan perjudian demikian . . .. Dan Ibrahim itu bukanlah seorang yahudi, bukan pula seorang nasrani, tetapi seorang yang beragama suci dan seorang Muslim, dan sekali-kali bukan dari golongan musyrik “.

Rasulullah menyuruh Bilal naik ke bagian atas masjid untuk mengumandangkan adzan. Maka Bilal pun adzanlah . . ‘ dan amboi . . . , alangkah mengharukan saat itu, tempat itu dan suasana kala itu … ! Gerakan kehidupan di Mekah terhenti, dan dengan jiwa yang satu, ribuan Kaum Muslimin dengan hati khusyu’ dan secara berbisik mengulangi kalimat demi kalimat yang diucapkan Bilal.

Orang-orang musyrik di rumahnya masing-masing hampir tak percaya dan bertanya-tanya dalam hatinya:

—   Inikah dia Muhammad dengan orang-orang miskinnya yang
kemarin terusir meninggalkan kampung halamannya … ?

—   Betulkah dia, yang mereka usir, mereka perangi, dan mereka bunuh keluarga yang paling dicintainya serta kerabat yang paling dekat kepadanya … ?

—   Dan betulkah dia, yang beberapa saat yang lalu, nyawa mereka berada di tangannya, memaklumkan kepada mereka: “Pergilah kalian . . . , kalian semua bebas … !”

Tiga orang bangsawan Quraisy sedang duduk-duduk di pekarangan Ka’bah. Mereka tampak terpukul menyaksikan panorama itu, yaitu ketika Bilal menginjak-injak berhala-berhala mereka dengan kedua telapak kakinya, kemudian di atas rerun­tuhannya yang telah hancur luluh, menyenandungkan suara adzannya yang berkumandang di seluruh pelosok Mekah yang tak ubahnya bagai tiupan angin di musim bunga ….

Ketiga orang itu ialah: Abu Sufyan bin Harb — yang telah masuk Islam beberapa saat yang lalu — dan ‘Attab bin Useid serta Harits bin Hisyam — kedua mereka belum lagi masuk Islam —. Sementara matanya tertuju kepada Bilal yang sedang menyuarakan adzan, ‘Attab berkata: “Sungguh Useid dimuliakan Allah, ia tidak mendengar sesuatu yang amat dibencinya!” Berkata pula Harits: “Demi Allah, seandainya saya tahu bahwa Muhammad saw. itu di pihak yang benar, pastilah saya paling dahulu akan mengikutinya . . .! Sedang Abu Sufyan yang di­plomat itu menukas pembicaraan kedua shahabatnya dengan katanya: “Saya tak hendak mengatakan sesuatu, karena se­andainya saya berkata pastilah akan disebarkan oleh kerikil­ kerikil ini!”

Ketika Nabi saw. meninggalkan Ka’bah tampaklah mereka olehnya, lalu dalam sekejap waktu dibacanya wajah-wajah mereka. Kemudian dengan kedua matanya yang bersinar dengan Nur Hahi, sabdanya kepada mereka: “Saya tahu apa yang telah kalian katakan tadi . . …. Lalu diceriterakannyalah apa yang mereka katakan itu. Maka Harits dan ‘Attab pun berseru: “Kami menyaksikan bahwa anda adalah Rasulullah. Demi Allah tak seorang pun mendengarkan pembicaraan kami, hingga kami dapat menuduh bahwa ia telah menyampaikannya kepada anda … !”

Sekarang mereka menghadapi Bilal dengan pandangan baru

. Dalam lubuk hati mereka bergema kembali kalimat-kalimat yang mereka dengar dalam pidato Rasulullah sewaktu mula-mula masuk Mekah.

Hai golongan Quraisy . .  Allah telah melenyapkan daripada kalian kesombongan jahiliyah dan kebanggaan dengan nenek moyang… , Manusia itu dari Adam …. sedang Adam dari tanah … !

Bilal melanjutkan hidupnya kini bersama Rasulullah saw. dan ikut mengambil bagian dalam semua perjuangan bersenjata yang dialaminya. la tetap menjadi muaddzin, menjaga serta menye­marakkan syi’ar Agama besar ini, yang telah membebaskan dari kegelapan kepada cahaya, dari perbudakan kepada kemer­dekaan … !

Kedudukan Agama Islam semakin tinggi, demikian pula halnya Kaum Muslimin, taraf dan derajat mereka ikut naik; dan Bilal semakin lama semakin dekat di hati Rasulullah saw. yang menyatakannya sebagai “seorang laki-laki penduduk surga”.

Tetapi sikapnya tidak berubah, tetap seperti biasa; mulia dan besar hati, yang selalu memandang dirinya tidak lebih dari “seorang Habsyi yang kemarin menjadi budak belian”.

Pada suatu hari ia pergi meminang dua orang wanita untuk diperisterikannya dan diperisterikan saudaranya, maka katanya kepada bapa wanita itu: “Saya ini Bilal, dan ini saudaraku, kami berasal dari budak bangsa Habsyi. . . . Pada mulanya kami berada dalam kesesatan kemudian diberi petunjuk oleh Allah, dahulu kami budak-budak belian lalu dimerdekakan oleh Allah

. . . . Jika pinangan kami anda terima alhamdulillah — segala puji bagi Allah, dan seandainya anda tolak, maka Allahu Akbar, Allah Maha Besar … !

Rasulullah saw. pergi meninggalkan alam fana dan .naik ke rafiqul a’la dalam keadaan ridla dan diridlai, dan penanggung jawab Kaum Muslimin sepeninggal beliau dibebankan di atas pundak khalifahnya Abu Bakar as-Shiddiq

Bilal pergi mendapatkan khalifah Rasulullah, menyampaikan isi hatinya.

Wahai Khalifah Rasulullah, saya mendengar Rasulullah bersabda:

Aural orang Mu’min yang utama adalah berjihad fi sabi­lillah.

“Jadi apa maksudmu, hai Bilal?” tanya Abu Bakar. “Saya ingin berjuang di jalan Allah sampai saya meninggal dunia”, ujar Bilal. “Siapa lagi yang akan menjadi muaddzin bagi kami?”, tanya Abu Bakar pula. Dengan air mata berlinang Bilal men­jawab: “Saya takkan menjadi muaddzin lagi bagi orang lain setelah Rasulullah”. “Tidak” kata Abu Bakar, “tetaplah tinggal di sini hai Bilal, dan menjadi muaddzin kami!” Jawab Bilal pula: “seandainya anda memerdekakan saya dulu adalah untuk ke­pentingan anda, baiklah saya terima permintaan anda itu. Tetapi bila anda memerdekakan saya karena Allah, biarkanlah diri saya untuk Allah sesuai dengan maksud baik anda itu!” “Tak lain saya memerdekakanmu itu, hai Bilal, semata-mata karena Allah!”

Kemudian mengenai kelanjutannya terjadi perbedaan pen­dapat di antara para  ahli riwayat. Sebagian meriwayatkan bahwa ia pergi ke Syria dan menetap di sana sebagai pejuang dan mujahid. Sementara menurut lainnya, ia menerima permintaan Abu Bakar untuk tinggal bersamanya di Madinah. Kemudian setelah Abu Bakar wafat dan Umar diangkat sebagai khalifah, barulah Bilal minta idzin dan mohon diri kepadanya, lalu berangkat ke Syria.

Bagaimanapun juga, Bilal telah menadzarkan sisa hidup dan usianya untuk berjuang menjaga benteng-benteng Islam di perbatasan, dan membulatkan tekadnya untuk dapat menjumpai Allah dan Rasul-Nya, sewaktu ia sedang melakukan aural yang paling disukai oleh keduanya . . . . Dan suaranya yang syandu, dalam dan penuh wibawa itu, tidak lagi mengumandangkan adzan seperti biasa. Sebabnya ialah karena demi ia membaca “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah “, maka kenangan lama­nya bangkit kembali, dan suaranya tertelan oleh kesedihan, digantikan oleh cucuran tangis dan air mata ….

Adzannya yang terakhir, ialah ketika Umar sebagai Amirul Mu’minin datang ke Syria. Orang-orang menggunakan kesem­patan tersebut dengan memohon kepada khalifah untuk meminta Bilal menjadi muaddzin bagi satu shalat saja. Amirul Mu’minin memanggil Bilal; ketika waktu shalat telah tiba, maka diminta­nya ia menjadi muaddzin.

Bilal pun, naik ke menara dan adzanlah . . . . Shahabat­ shahabat yang pernah mendapati Rasulullah di waktu Bilal menjadi muaddzinnya sama-sama menangis mencucurkan air mata, yang tak pernah mereka lakukan selama ini …. sedang yang paling keras tangisnya di antara mereka ialah Umar …

Bilal berpulang ke rahmatullah di Syria sebagai pejuang di jalan Allah seperti diinginkannya. Dan di bawah bumi Damsyiq, sekarang terpendam kerangka dan tulang-belulang suatu pribadi yang besar di antara pribadi-pribadi manusia, yang amat teguh dan tangguh pendiriannya dalam mempertahankan ‘aqidah dan keimanan ….

Semoga Rahmat dan Karunia Allah melimpah ruah kepada Bilal dan kepada kita semua.

Diambil dari :
"Karakteristik Perhidup 60 Sahabat Rasulullah"
-Khalid Muhammad Khalid-

Minggu, 12 Juni 2011

Utak-Atik RajaKadal Forum

Setelah sekian lama ndak sempet keurus, tadi malem saya coba utak atik lagi forum kecil yang pernah saya buat tahun lalu. Kalo ndak salah pas bulan puasa sewaktu saya sedang menunggu waktu sahur ^o^

Sekitar 2 jam saya utak atik total, tanpa banyak mikir harus begini atau begitu..
Yup.. saya membiarkan pikiran saya bekerja begitu saja untuk memancing kreativitas yang mungkin saja masih saya miliki :P

Tadaaaa !!!
Forum Paling Edun pun serasa bangkit kembali dari kuburnya :))




Akhirnya, Tampilan RajaKadal Forum pun sementara ini dianggap selesai.
RajaKadal Forum Versi Beta 1 ini masih memerlukan banyak perbaikan,
tidak hanya sekedar dari segi tampilan, akan tetapi dari segi konten dan isi dari forum itu sendiri.

Sempet juga tadi siang terlintas pikiran untuk membuka sub forum BB++ alias forum khusus dewasa yang tentu aja bisa memancing pengunjung forum.. tapi, apa hanya karena sekedar traffic, saya harus mengorbankan moral serta etika dalam bermain di dunia maya? Akhirnya, dengan segera saya urungkan niat tersebut..

Dengan kesederhanaan tujuan dari RajaKadal Forum itu sendiri,
yakni sebagai "Tempat  Berbagi Ilmu, Info & Diskusi"
Saya berharap, forum kecil ini sedikitnya bisa memberikan manfaat bagi orang lain.

Amin.

Silahkan Mampir \(^o^)/

Jumat, 10 Juni 2011

Hukuman yang Cocok Bagi Koruptor

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj7ms5_0tqEo270Sq0PztBOrQgxQG5NnLjjT9sQqA7Ni34uddsllBh6p0T1kk3SjxDaqEE72i_p2MxD_aK3wod7v_aDo6Wv2jr9H98TpOyLmgOqEiDpeRS-Jk40H2Nbl85MiQU5MSLOf_c/s1600/Stop+Korupsi+dan+Suap+Di+Indonesia.jpg

Setiap hari kita acara berita di tipi sepertinya tidak pernah luput dari berita tentang korupsi. Entah itu mengenai dagelan para korupter yang licin bagai belut, atau cerita tentang culasnya mafia peradilan dalam memutus bebas kasus korupsi yang menimpa pejabat penjahat tinggi negara dari hampir semua partai yang duduk manis di kursi kekuasaan.

Talk Less Do More !!

Yup !! Semboyan tersebut harusnya menjadi slogan juga bagi pemerintah pusat yang dahulu pernah punya visi untuk memberantas korupsi.. juga kepada anggota hewan eh.. dewan -yang katanya- terhormat yang sekarang ini lebih senang memberikan statment-stament yang dibumbui aroma romantisme agar partai mereka mendapat respek dari masyarakat Indonesia.

Kenapa yak kasus-kasus korupsi para pejabat tinggi negara seakan tidak pernah ada habisnya?

Apa sekarang ini korupsi sedang menjadi 'trend' sehingga pejabat yang gaul musti korupsi. Atau mereka sebenarnya sedang melakukan kompetisi koruspi antar pejabat? dimana pejabat yang paling banyak korupsi, dialah pemenangnya. Kelihaian dalam menghindarkan diri dari hukum serta kadalisasi publik menjadi nilai tambah penilaian kompetisi tersebut. :))

Sebagai orang awam alias masyarakat bawah, tindak pencegahan korupsi di negeri ini terkesan 'Alay' bin Lebay.. Bobot hukumannya pun sama sekali ndak sebanding dengan kerugian negara yang ujung-ujungnya ditanggung oleh rakyat kecil. Paling banter penjara 1-3 taon plus denda di bawah 500 jeti. Itupun belom termasuk masa potongan remisi hari" besar di Indonesia.

Yang lebih parahnya lagi tentu aja lolosnya para koruptor dari jeratan hukum akibat kongkalikong dengan keparat penegak hukum (kalo yang jujur saya menyebutnya aparat penegak hukum). daaaaaann.. yang lebih hebohnya lagi.. tentu aja penjara kelas VIP yang disediakan oleh (lagi-lagi) para keparat penegak hukum.

Nih salah satu gambaran nyata Penjara Hotel yang didiami oleh Tante Ayin :

http://gudanginfo.info/wp-content/uploads/2010/01/ruangtahananayin.jpg 

Woooww.. enak banget yak jadi koruptor kelas Kakap??!! pantes aja curut" kecil banyak yang bermimpi jadi seperti mereka.

Iseng-Iseng utak atik otak.. terlintas sebuah penjara yang mungkin cocok bagi para koruptor.
Misalnya seperti ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQ6cObvS7eYFRE-58LVbFJBvYnxgosWaZKSjR7jTnFlBcS9zrk_xOGkf1jQJMkpKwT8sVvfTiWX1gWZ7NiFfGDlibVMDwZjVZqRMw2fK2mZ7RG1QbWCiRx9lGKiSkcoap4CWYnuLiUCrw/s1600/Journey107.jpg

Saya yakin kalo koruptor di kurung di sana dalam jangka waktu minimal 1 tahun, mereka bakal mikir-mikir lagi untuk korupsi.

Atau kalo mau yang lebih mentereng dikit bisa mencoba kurungan jenis ini :

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/archive/1/19/20070104212455!2005_mousetrap_cage_1.jpg 

Wakakaka... yakin masih mau korupsi kalo dikurung di sini??

And the last but not for least...

http://www.koruptorindonesia.com/wp-content/uploads/2010/12/KORUPSI2.jpg

Sebagai rakyat, kita pun harus berpartisipasi aktif dalam mencegah terjadinya korupsi. Minimal kita bisa mempraktekkannya dalam diri kita sendiri, di lingkungan keluarga, teman atau lingkungan tempat dimana kita bekerja.

Petunjuknya, telah diberikan oleh Tauladan kita kok..

عن أبي سعيد الخدري رضى الله  تعالى عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَده، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ،
ومن لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ
Dari Abu Sa’id AlKhudri Radhiyallahu Ta’ala ‘anhu berkata: 
Bersabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam:  
"Barangsiapa diantara kamu melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, jika kamu tidak mampu maka cegahlah dengan lisanmu dan jika kamu tidak mampu juga maka cegahlah dengan hati. Dan itulah selemah-lemahnya iman"
(Hadist Riwayat Muslim)

^_^v

Kamis, 09 Juni 2011

Pertimbangan Memilih Antivirus yang Tepat

https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-ash4/251357_216656985024146_100000395371385_721252_4612755_n.jpg

Sudah dua bulan lamanya saya melakukan riset kecil-kecilan untuk memasang antivirus yang cocok di si kokom (nama komputer kesayangan saya). Mulai dari Antivirus luar seperti ABG eh.. AVG antivirus + Internet Security; Vipre Premium; Webrot Antivirus; Eset NOD32; Tren Micro Premium; Bit Defender + Internet Security 2011; Avast 6 Antivirus with Internet Security, Microsoft Security Essential + Windows Defender sampai yang terakhir saya mencoba menggunakan Dr.Web Antivirus V.4 yang telah memiliki lisensi.  Ndak ketinggalan pula mencicipi Antivirus lokal seperti PCMAV 5.1 dan Smadav 8.5 yang katanya cukup ampuh mengatasi virus-virus lokal :)

Sayangnya sampai saat ini saya belum menemukan AV yang handal plus nyaman saat dipakai. Kalo masalah kehandalan, saya percaya bahwa antivirus pada umumnya mampu meminimalisir masuknya malware" yang dikhawatirkan dapat merusak system di komputer. Tapi bagai buah simalakama, jaminan keamanan harus dibayar dengan pembengkakan kinerja RAM. Untuk komputer jaman sekarang yang udah canggih-canggih mah mungkin hal tersebut ndak jadi masalah, tapi buat si kokom,, hal tersebut menjadi pertimbangan :)

Kokom dari awal memang saya setting untuk memberikan kenyamanan ketika saya menggunakannya sehari-hari. Maka saya pikir, pemilihan antivirus yang tepat menjadi pertimbangan.

Setelah melakukan perundingan alot ama si kokom, akhirnya kami bersepakat untuk sementara waktu kokom ndak pake kondom.. eh.. antivirus kamsutnya :P 

Sebagai penggantinya, Kokom kembali saya pasangi Deepfreeze 7. Kemudian settingan 'save as' default dari Office sampai ke penyimpanan link download dari IDM, saya pindahkan ke drive yang tidak terlalu banyak mengandung file" penting. 

Selain itu tak lupa saya matikan semua 'automatic update' dan 'task scheduler' yang terdapat pada OS windows, juga pada browser. 

Nah.. yang tidak kalah pentingnya, tentu saja saya menyiapkan 'removal tool' untuk sesekali mengecek keberadaan penyusup di si Kokom. Biasanya saya mendownload Norman Malware Cleaner tiap Bulannya.
Tak lupa menyiapkan aplikasi" pendukung security lainnya seperti Port Monster, UnHackMe dan beberapa aplikasi security lainnya. Dengan begitu, saya tetap bisa menggunakan si Kokom dengan nyaman tanpa mengabaikan faktor security pada sebuah personal komputer.  :)

Bagaimana dengan Anda?

Doa

https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/246817_216499698373208_100000395371385_720098_2982865_n.jpg 



Kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu

Biar susah sungguh 
Mengingat Kau penuh seluruh
CayaMu panas suci
Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk 
Remuk

Tuhanku
Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk 
Aku tidak bisa berpaling 

-Chairil Anwar-
13 November 1943

Status Blog

 http://www.wheelmax.com/_images/Logos/STATUS-LOGO-SM.gif


Status Blog,
Ada-ada aja...
Kurang kerjaan...
It's Me ;-)

Entah apa yang tengah saya pikirkan..
Terlalu banyak.. rumit.. ndak ada habisnya
dan saya mensyukuri semua itu sebagai salah satu anugerah terbesar yang diberikan oleh Tuhan
Yap.. untuk dapat berpikir dan merenungi..

Dalam segala keterbatasannya..
Melalui cara pikir yang kadang tidak lazim..

Dengan alasan itulah kenapa post ini saya buat dan saya abadikan.
Saya hanya ingin mengabadikan apa yang terlintas dalam pikiran saya
Menuliskan apa yang ingin saya tuliskan..
Dengan bahasa saya sendiri..
Dengan cara dan Gaya yang saya sukai..
Just It !!

Selasa, 07 Juni 2011

Perjalanan Lintas Waktu (part 2)

http://i258.photobucket.com/albums/hh275/karebearlv/Comments/DontWorry.gif

Kisah Sebelumnya bisa anda lihat di sini >> Perjalanan Lintas Waktu (part 1)


Sepulang bekerja, Kamcik sang dinosaurus langsung mengajakku berpetualang dengan mesin waktu yang pernah kami ciptakan. Dengan sigap, Kamcik mengeset tahun dan lokasi dimana kami akan menuju. Saya melihat bahwa tujuan kami kali ini adalah Britania Raya tahun 1948 untuk menemui pengarang buku terkenal sekaligus motivator ulung pada zamannya, yakin Dale Carnegie

Pada saat itu, Om Dale Carnegie baru saja merilis buku karangannya yang berjudul "How Stop Worrying and Star Living" . Hehehehe.. pantesan Kamcik membawa saya pada masa om Dale Carnegie.. soalnya buku karangan beliau merupakan buku yang sedang saya baca kembali untuk kesekian kalinya. Yup.. sekalipun hanya sebuah buku usang dengan versi bahasa Indonesia jaman dulu, tapi buku tersebut sangat menginspirasi saya yang kebetulan selama berbulan-bulan ini selalu dihantui oleh rasa cemas diri.

Sebelum buku tersebut dibuat, Dale Carnegie muda merupakan orang yang merasa cemas dan tidak puas akan kehidupan yang dia jalani. Ketika itu, beliau masih menjadi sales motor truk yang pesimis. Rasa tidak puasnya membuat batin dia makin memberontak karena Carnegie muda merasa bahwa harapan-harapannya pada saat dia masih menuntut ilmu di sekolah tinggi kini berbalik menjadi impian-impian yang menakutkan. Bahkan pernah terlintas di pikirannya untuk bunuh diri. Mungkin saking frustasinya :P

Cerita tentang Om Carnegie nya udahan dulu yak.. sebagai alternatif saya memberikan link download ebooknya di SINI 

Lanjuuutt..!!!
Dengan kekuatan imaginasinya, Kamcik membawa saya ke hadapan Om Carnegie untuk konsultasi secara face to face alias empat mata. Om Carnegie yang ramah menerima kedatangan tamu asingnya (^o^)v Anehnya, pada saat itu Om sangat lancar berbicara dalam bahasa Indonesia :P dan ketika hal itu saya tanyakan kepada Kamcik, sambil nyenyir dia berkata, "The Power of Imagination" ;-)
 
Singkat cerita, saya berkeluh kesah atas penyakit cemas dan depressi yang sedang melanda saya belakangan ini. Saya menceritakan rasa ketidakpuasaan saya atas hidup yang sedang saya jalani dan tentang ketakutan-ketakutan yang mungkin saja akan terjadi di masa depan. Sambil nyeruput kopi 'brown coffre' yang saya bawa dari rumah, dengan tenang Om Carnegie berkata bijak kepada saya : 

“Do the best, God takes the rest”
 - | | -
"Most of the important things in the world have been accomplished by people who have kept on trying when there seemed to be no hope at all."
+++++###++++

"Banyak orang yang pandai memaknai maksud perkataan saya, tapi hanya sedikit yang mau untuk mempraktekannya dalam kesehariannya. Orang-orang seperti itu ibarat orang yang punya mimpi pergi ke Perancis, tapi dia malah muter-muter ndak jelas di Ciamis." lanjut Om Carnegie.

Saya dan Kamcik : "Haaaahhh!!!" ##)(*$)(@*)(#*)(@#@(&#(

Om Carnegie : "Don't Worry.. Be Happy !!" \(^o^)/


- Final -

http://www.gif-gifs.com/gif-English/lizard-gifs/lizard-gif-%20(8).gif

       ==Jejak Kaki Kadal==

Senin, 06 Juni 2011

Kamcik

https://fbcdn-sphotos-a.akamaihd.net/hphotos-ak-snc6/149196_171115142911664_100000395371385_426437_8365154_n.jpg